Liputan6.com, Jakarta Apa buku terakhir yang kalian baca? Dulu, buku identik perpustakaan. Karena perpustakaan saat itu menjadi salah satu akses untuk keperluan menambah pengetahuan.
Peran pustakawan atau librarian sangat diperlukan untuk mengelola ribuan buku berdasarkan kategorinya sehingga memudahkan para peminjam buku (pemustaka).
Di era digital perpustakaan bisa diakses darimana saja dan kapan saja sepanjang ada koneksi internet. Dan seperti profesi lain, pustakawan pun harus bertransformasi untuk menyesuaikan diri dengan teknologi saat ini.
Sehingga pemustaka bisa mengakses e-buku-buku, jurnal, makalah dan informasi yang dibutuhkan dengan mudah, nyaman dan menyenangkan. Dengan begitu diharapkan semakin banyak warga yang berminat mengakses perpustakaan dan mau meluangkan waktu untuk membaca buku ( ebook), tidak sekadar rajin membaca status-status yang diposting di media sosial.
Sampai saat ini minat baca warga masih rendah. Survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 mengungkap fakta yang menyedihkan. Indonesia berada pada urutan nomor 62 dari 70 negara dalam soal tingkat literasi.
Peringatan Hari Pustakawan dimulai sejak tahun 1990 saat Kongres Pustakawan Indonesia yang diadakan di Ciawi, Bogor 5-7 Juli 1973. Kita tunggu inovasi-inovasi mereka yang mencerahkan.